1.
Immoral Manajemen
Menurut Zimmerer,
immoral manajemen yaitu pimpinan perusahaan yang didorong oleh
kerakusan/ketamakan diri sendiri, misalnya dengan meniru produk perusahaan
lain, menggaji karyawan dengan jumlah dibawah kebutuhan fisik minimum.
2. Amoral Manajemen
Menurut Zimmerer,
amoral manajemen yaitu pimpinan perusahaan yang tujuan utamanya memperoleh
profit dengan tanpa mempertimbangkan etika dalam mengambil
keputusan.
3. Moral Manajemen
Menurut Zimmerer, moral
manajemen yaitu bertujuan untuk meraih keberhasilan dengan tetap mendasarkan
diri pada aspek legal dan prinsip etika
4.
Agama, Filosofi, Budaya dan Hukum
Agama
Etika bisnis menurut
ajaran islam digali langsung dari al-quran dan hadits nabi. Dalam ajaran
islam, etika bisnis dalam islam menekankan pada empat hal, yaitu kesatuan
(unity), keseimbangan (equilibrium), kebebasan (free will), dan tanggungjawab
(responsibility) (Mubyarto:2002).Pada dasarnya ada persamaan dalam tiap-tiap agama menyangkut hubungannya dengan
dasar dalam beretika.
Keadilan : kejujuran
untuk mempergunakan kekuatan untuk menjaga nilai-nilai kebenaran.
Saling menghormati :
cinta dan perhatian terhadap orang lain.
Pelayanan : manusia
hanya “pelayan”, “pengawas”sumber-sumber alam.
Kejujuran : kejujuran
dan sikap dapat dipercaya dalam semua hubungan manusia, dan integritas yang kuat.
Etika sebagai ajaran
baik-buruk, benar-salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan
tindakan-tindakan ekonomi terutama bersumber dan ajaran-ajaran agama.
Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi barat menunjuk
pada kitab injil (bible), ekonomi yahudi pada kitab taurat, dan ekonomi islam
termuat dalam al-quran lebih dari seperlima ayat-ayat yang ada didalamnya.
§
Filosofi
Filosofi juga menjadi
acuan-acuan yang berkembang dalam proses pengambilan keputusan yang bersumber
dari nilai-nilai etika. Ajaran-ajaran ini berkembang dari hasil pemikiran
manusia dan terus berkembang dari tahun ke tahun
Perkembangan ajaran
filosofi terhadap kemunculan etika bisnis yaitu :
1.
Socrates (470-399 SM)
Socrates mempercayai
bahwa manusia ada untuk satu tujuan, dan bahwa salah dan benar memainkan
peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang dengan lingkungan
dan sesamanya. Socrates percaya bahwa kebaikan berasal dari pengetahuan
terhadap diri dan pada dasarnya manusia itu jujur Munculnya sikap jahat
merupakan sebuah bentuk salah pengarahan terhadap diri seseorang. Dia juga
memperkenalkan ide-ide hukum moral, bahwa hukum moral lebih tinggi kedudukannya
dibanding hukum manusia.
2.
Plato (428-348 SM)
Republik (dalam bahasa
Yunani Politeia atau “negeri”) merupakan suatu bentuk uraian pandangan Plato
terhadap keadaan “ideal” dari sebuah negara. Dalam
bukunya, Plato menjelaskan bahwa pemerintahan yang ideal mengalami pergantian
dalam lima tahun sekali, dimana sistem ini banyak diterapkan oleh kehidupan bernegara
saat sekarang ini. Plato berpendapat bahwa keadaan ideal muncul sebagai hasil
nilai-nilai kebajikan dan konsep kebenaran.
§
Budaya
Budaya merupakan
sebuah warisan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dimana nilai-nilai
atau aturan yang telah ada sebelumnya menjadi acuan dan dilestarikan sesuai
dengan ajaran-ajaran pendahuluannya dan kemudian akan menjadi sebuah standar
dalam berperilaku sehari-hari. Sebagaimana ciri khas bangsa Asia, ciri khas
yang paling menonjol adalah budaya kekeluargaan, kejasama dan hubungan kekeluargaan yang erat. Hal ini juga berlaku
sebagai budaya di Indonesia. Semangat gotong royong diyakini menjadi salah satu
akar budaya di Indonesia. Diperkuat dengan semboyan kenegaraan kita Bhinneka
Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda namuntetap satu. Seiring dengan
perkembangan pembangunan dan ekonomi, nilai-nilai gotong royong sudah banyak
mengalami pergeseran. Nilai individualistis dan mengutamakan kepentingan pribadi lebih
menonjol dan menjadi mayoritas perilaku bangsa kita saat ini.
§
Hukum
Hukum merupakan
perangkat aturan yang dibuat oleh pemerintah untuk menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. Hukum menentukan ekspektasi-ekspektasi etika
yang diharapkan dalam komunitas dan mencoba mengatur serta mendorong pada
perbaika-perbaikan masalah yang dipandang buruk atau tidakbaik dalam komunitas. Indonesia menganut
sistem huku campuran dengan sistem hukum utama yaitu sistem hukum eropa
kontinental yang dibawa oleh Belanda ketika menjajah di Indonesia,
sedangkan dibeberapa daerah juga ada penerapan hukum yang berdasarkan hukum adat dan hukum agama
sepesrti di daerah Aceh. Pada umumnya pebisnis lebih menerapkan hukum sebagai
cermin etika mereka, hal ini disebabkan oleh kejelasan mengenai aturan-aturan
serta hukuman yang diberikan oleh perangkat hukum memiliki kedudukan yang lebih
konkrit ketimbang hukum yang hanya bersifat moral.
5.
Leadership
Kepemimpinan
(leadership) adalah suatu proses untuk mempengaruhi dan mendorong orang lain
agar bekerja keras dalam mencapai suatu tujuan. Pemimpin (leader) adalah orang
yang dapat menggunakan pengaruhnya terhadap orang lain. Manajer di setiap
tingkat manajemen memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing. Efektivitas
kepemimpinan akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Pendekatan studi
kepemimpinan terdiri dari 4 (empat) yaitu :
1.
Pendekatan Sifat (trait approach)
Pendekatan Sifat
(trait approach) bertujuan mengidentifikasi karakteristik pribadi yang
membuat seseorang menjadi pemimpin yang berhasil/efektif. Sejauh ini penelitian
tidak dapat menunjukkan karakteristik/sifat tertentu yang membedakan seorang
pemimpin yang efektif dan yang tidak. Namun demikian, sifat yang dapat menjadi
modal bagi keberhasilan kepemimpinan antara lain: motivasi tinggi, kejujuran
dan integritas, intelektualitas, kepercayaan diri dan fleksibilitas
2.
Pendekatan Perilaku (behavioral approach)
Pendekatan Perilaku
(behavioral approach)bertujuan mengindentifikasi perilaku manajer terhadap
bawahannya. Secara umum, ada dua macam gaya kepemimpinan:
§
Task oriented
Manajer mengambil
langkah untuk memastikan pekerjaan diselesaikan dengan baik, adalah menentukan
tugas, menetapkan standar kerja, memonitor hasil kerja, dan lain-lain
§
People oriented
Manajer mengembangkan
hubungan yang baik dengan karyawan, menghargai perasaan mereka dan menunjukkan
rasa percaya pada karyawannya.
3.
Pendekatan Kontingensi (contingency approach)
Pendekatan kontingensi
menggambarkan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan tergantung pada
faktor-faktor seperti situasi, karyawan, tugas, dan variabel-variabel organisasi
yang lain.
4.
Pendekatan Transaksional vs Transformasional
Kepemimpinan
transaksional adalah kepemimpinan yang mengarahkan para bawahan untuk bekerja keras melalui penggunaan
tugas, reward, dan struktur. Sedangkan kepemimpinan transformasional adalah
kepemimpinan inspirasional yang mendorong bawahan untuk mencapai kinerja yang
extraordinary, yakni dengan melakukan berbagai inovasi dan perubahan.
Karakteristik pemimpin transformasional:
1.
a) Visioner
2.
b) Kharismatik
3.
c) Intelektual
4.
d) Integritas
5.
e) Memberdayakan
6. Strategi dan Perfomasi
Strategi merupakan
penetapan sasaran dan tujuan janngka panjang sebuah perusahaan,dan arah
tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
sasaran dan tujuan itu. Keputusan-keputusan strategi memiliki karakteristik
berikut :
§
Penting
§
Tidak mudah diganti
§
Melibatkan komitmen atas sumber daya dalam waktu tertentu
Strategi Bisnis dan
Strategi Perusahaan
Terdapat dua sumber
profitabiltas yang unggul (superior). Pertama perusahaan dapat melibatkan diri pada industri
yang karena daya tarik lingkungan industri, memperoleh pendapatan di atas
tingkat pedapatan pesaing. Kedua, apa pun tingkat profitabilitas dalam
industrinya, perusahaan dapat memperleh pendapatan pada tingkat pendapatan superior melalui
keunggulan bersaing yang dipertahankannya diatas pesaing-pesaingnya. Strategi
perusahaan berkaitan dengan keputusan-keputusan ke mana bisnis seharusnya masuk
dan keluar, dan bagaimana perusahaan seharusnya mengalokasikan sumber daya di
antara bisnis-bisnis berbeda yang dimasuki-nya. Strategi bisnis berkaitan
dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan
persaingan di dalam setiap bisnis utamanya.
Pada umumnya, strategi
yang berhasil mengkombinasikan empat karakteristik utama :
1.
Sasaran sederhana jangka panjang. Landasan setiap strategi
organisasi harus merupakan kejelasan dari sasaran. Apabila tidak
ada konsensus dan konsistensi terhadap sasaran, strategi tidak akan dapat
memberikan stabilitas dan kesatuan arah.
2.
Melalui analisis lingkungan pesaingan. Kemampuan
mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen anggota masyarakat.
Pemahaman tentang penilaian pasar saham,
pandangan terhadap kemungkinan potensi akuisisi, dan keahlian dalam
mengiden-tifikasi dan memotivasi para manajer (Mark & Spencer).
3.
Penilaian sumber daya yang obyektif. Keberhasilan Mark &
Spencer dalam jangka panjang dapat merefleksikan kesadarannya akan sumber daya
dan kemampuan utamanya. Termasuk reputasi yang berhubungan dengan nama
perusahaan dan merk,kemampuan untuk memotivasi karyawan, keefektifannya dalam
menangani kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuannya menangani dan
menngendalikan mutu.
4.
Penerapan yang efektif. Strategi yang paling cemerlang tidak
akan berguna jika tidak diterapkan secara efektif. Penerapan yang efektif
memerlukan pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi,
dan sistem manajemen yang memegang teguh komitmen dan
koordinasi seluruh pegawai, dan mobilisasi sumber daya untuk melengkapi
strategi tersebut.
7.
Karakter Individu
Secara etimologis,
kata karakter berasal dari bahasa Inggris “character” yang berarti watak,
sifat, peran, akhlak, dan huruf. Karakter individu adalah suatu sifat atau
watak yang dimiliki oleh seseorang atau inidividu. Karakter individu tiap orang
berbeda-beda.
8.
Budaya Organisasi
Keseluruhan budaya
perusahaan dampak bagaimana karyawan melakukan diri dengan rekan kerja,
pelanggan dan pemasok. Lebih dari sekedar lingkungan kerja, budaya
organisasi mencakup sikap manajemen terhadap karyawan, rencana pertumbuhan
perusahaan dan otonomi / pemberdayaan yang diberikan kepada karyawan.
“Nada di atas” sering digunakan untuk menggambarkan budaya organisasi perusahaan.
Nada positif dapat membantu karyawan menjadi lebih produktif dan bahagia.
Sebuah nada negatif dapat menyebabkan ketidakpuasan karyawan, absen dan bahkan
pencurian atau vandalisme.
Referensi :
peni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9834/Strategi.pdf
No comments:
Post a Comment